Anatomi Plasenta
Pengertian
Plasenta
Plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan,
dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut
ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan
berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta
merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.
Sel telur yang dibuahi
sperma itu kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban,
dan plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. Di
dalam selaput terdapat kantong amnion (ketuban), di mana di dalamnya terdapat
bayi berada. Plasenta dikenal
juga dengan istilah uri/tembuni.
Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin.
Plasenta merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan janin.
Bentuk
dan ukuran plasenta
• Plasenta
berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5
cm.
• Berat
plasenta rata-rata 500 gram.
• Plasenta yang terlalu besar (plasentamegali) dapat ditemukan bila wanita terinfeksi sifilis atau bila bayi mengalami eritoblatosis
(Rh-sensitisasi dari bayi).
•
Plasenta yang kecil ditemukan dalam kehamilan yang normal
tetapi juga ditemukan pada retardasi pertumbuhan dalam rahim.
•
mumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan ± 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
•
Meskipun ruang amnion membesar sehingga
amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja, tidak sampai
melekat pada korion.
Pertumbuhan plasenta
makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia
kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :
1.
bentuk bundar / oval
2.
diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3.
berat rata-rata 500-600 g
4.
insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta)
dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi /
marginalis.
5.
di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol
(kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6.
di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar
(pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7.
sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit
(20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
Tipe plasenta
1.
Menurut
bentuknya :
•
Plasenta normal
•
Plasenta membranasea (tipis)
•
Plasenta suksenturiata (satu lobus
terpisah)
•
Plasenta spuria
•
Plasenta bilobus (2 lobus)
•
Plasenta trilobus (3 lobus)
•
- Menurut pelekatan dengan dinding rahim :
- Plasenta adhesiva (melekat)
- Plasenta akreta (lebih melekat)
- Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
- Plasenta perkreta (sampai ke serosa)
Letak
plasenta dalam rahim
•
Letak plasenta umumnya
di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri.
•
Hal ini adalah fisiologis karena
permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat
untuk berimplantasi.
•
Plasenta sebenarnya berasal dari
sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari
korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Bagian – bagian
plasenta
- Bagian janin (fetal portion)
- Terdiri dari korion frondosum dan villi
- Villi dari uri yang matang terdiri atas:
- Villi korialis
- Ruang-ruang interviller:
Darah
ibu yang berada di ruang interviller berasal dari arteri spiralis yang berada
di desidua basalis. Pada sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke
dalam ruang interviller, sampai pada lempeng korionik (chorionic plate)
pangkal dari kotiledon-kotiledon.
Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan
kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan
8 mmHg.
- Pada bagian permukaan janin, uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
- Bagian maternal (maternal portion)
- Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah).
- Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero-plasenter berjalan ke ruang-ruang intervilli melalui tali pusat.
- Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah.
- Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisiko-kimia.
Tali
pusat
Mesoderm connecting
stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi
pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Pada tahap awal
perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang,
sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali
pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional
loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar.
Kandung kuning
telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang
terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga
tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.
Setelah
struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan duktus vitellinus menghilang,
tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal (2 arteri
umbilikalis dan 1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta.
Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly.
Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida yang disebut Wharton’s jelly.
Fisiologi Plasenta
Pembentukan
dan Fisiologi Plasenta
Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin
membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan
dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.
Perkembangan
desidua kapsularis secara bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini
akan menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan. Permukaan
blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan,
villi mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya
ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan desidua vera dan cavum
uteri menjadi obliterasi
Trofoblas
primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar
dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami
dilatasi membentuk sinusoid.
Trofoblas
mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas
dan lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas.
Struktur yang disebut villi chorialis
ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut,
struktur viili chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan
cepat untuk membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis
membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas.
Sebagian besar cabang villi chorialis yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam
darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa
metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan maternal dan disebut sebagai "anchoring villi".
|
Struktur
dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya. Dengan semakin lanjutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi
trofoblas dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi
kedalam arteri spiralis maternal yang berasal dari ruang intervillous
Perubahan
fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium.
Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam
vaskularisasi yang bersifat “low resistance –
high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin
intra uterin.
Kegagalan invasi trofoblas akan
menyebabkan penyakit hipertensi dalam kehamilan – HDK atau pertumbuhan
janin terhambat – PJT.
Dengan
semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa metabolisme – hormon
dan CO serta O2 plasenta akan semakin meningkat dimana struktur pemisah antara
sirkulasi ibu dan anak menjadi semakin tipis.
Tidak ada
hubungan langsung antara kedua jenis sirkulasi dan “placental
barrier” pada akhir kehamilan terletak di microvilli
sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain.
Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin tipis dan vas
dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta
yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan tebal
2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500 gram
Talipusat berisi dua arteri dan satu
vena dan diantaranya terdapat ‘Wharton Jelly’
yang bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah
tertekan atau terlipat, umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.
Perkembangan
Plasenta
Selama aposisi dan invasi epitel endometrium, sel trophoblas
berproliferasi menghasilkan 2 lapis trophoblas. Lapisan dalam disebut
sititrophoblas, merupakan sel mononuklear dengan batas sel yang tegas, disebut
juga dengan sel Langhan.
Lapisan luar disebut sinsitiotrophoblas, berupa sel
multinuklear dengan batas sel yang tidak tegas, berasal dari lapisan
sitotrophoblas. Lapisan sinsititophoblas berproliferasi dengan cepat, membentuk
massa yang solid dana menebal. Periode perkembangan ini disebut prelacunar
stage Wiskocki dan Streeter.
Pada hari ke 10-13 pasca ovulasi vakuola kecul muncul dalam
lapisan sinsitiotrophoblas, dan merupakan awallacunar stage. Vakuola tumbuh
dengan cepat dan bergabung membentuk satu lakuna, yang merupakan prekursor
pembentukan ruang intervillosa. Lakuna dipisahkan oleh pita trabekula, dimana
dari trabekula inilah nantinya villi berkembang. Pembentukan lakuna membagi
triphoblas kedalam 3 lapisan yaitu primary chorionic plate (sebelah dalam), sistim
lakuna bersama trabekula dan trophoblastic shell (sebelah luar).
Aktifitas invasif lapisan sinsitiotrophoblas menyebabkan disintegrasi pembuluh
darah endometrium (kapiler, arteriole dan arteria spiralis). Kalau invasi terus
berlanjut maka pembuluh darah – pembuluh darah ini dilubangi, sehingga lakuna
segera dipenuhi oleh darah ibu. Pada perkembangan selanjutnya lakuna yang baru
terbentuk bergabung dengan lakuna yang telah ada dan dengan demikian terjadi
sirkulasi intervillosa primitif. Peristiwa ini menandai terbentuknya
“hemochorial” placenta, dimana darah ibu secara langsung meliputi trophoblas.
Peningkatan proliferasi sinsitiotrophoblas diikuti dengan
fusi sinsitium, akibatnya trabekula yang tumbuh dan cabang-cabang sinsitium
menonjol ke dalam lakuna membentukvilli primer. Selain terjadi peningkatan
dalam hal panjang dan diameter, primary villi juga diinvasi oleh
sitotrophoblas. Kedua proses ini menandai mulainya villous stage dari
perkembangan plasenta. Dengan proliferasi lebih lanjut terbentuk
percabangan primary villi, yang merupakan awal pembentukan villous tree
primitif; dan pada saat yang bersamaan sistim lakuna berubah menjadi ruang
intervillus.
Sementara itu perkembangan jaringan mesenkim ektraembrional
meluas sampai kedalam villi sehingga terbentuk villi sekunder. Setelah
angiogenesis terjadi dari inti mesenkim in situ, villi yang terjadi dinamakan
villi tertier. Bila pembuluh darah pada villi ini telah berhubungan dengan
pembuluh darah embrio, maka akan terciptalah sirkulasi fetoplasenta yang
komplit. Pada minggu-minggu selanjutnya terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih
lanjut cabang-cabang villi dengan penanaman mesenkim pada cabang-cabang baru
yang diikuti oleh angiogenesis.
Pada perkembangan plasenta yang telah sempurna terdapat 2 sistim
sirkulasi darah yaitu sirkulasi uteroplasental (sirkulasi maternal) dan
sirkulasi fetoplasental. Kedua sirkulasi ini dipisahkan oleh membrana plasenta
(placental berrier) yang terdiri dari lapisan sinsitiotrophoblas,
sitotrophoblas, membrana basalis, stroma villi dan endotel kapiler. Sirkulasi
utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di ruang intervilus.
Diperkirakan
aliran darah ini sebesar 500-600 ml permenit pada plasenta yang matur.
Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin dalam villi-villi.
Diperkirakan
aliran darah ini sekitar 400 ml per menit. Aliran darah ibu dan janin ini
bersisian, tapi dalam arab yang berlawanan. Aliran darah yang berlawanan ini (
counter current flow) ini memudahkan pertukaran material antara ibu dan janin.
Setelah mencapai batas usia tertentu, plasenta mengalami
penuaan, ditandai dengan terjadinya proses degeneratif pada plasenta. Proses
ini meliputi komponen ibu maupun janin. Perubahan pada villi meliputi : 1),.
Pengurangan ketebalan sinsitium dan munculnya simpul sinsitium (agregasi
sinsitium pada daerah kecil pada sisi villi, 2). Hilangnya sebagian sel-sel
Langhan’s, 3). Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel Hofbauer, 4)
obliterasi beberapa pembuluh darah dan dilatasi kapiler, 5). Penebalan membrana
basalis endotel janin dan sitotrophoblas, dan 6) deposit fibrin pada permukaan
villi. Perubahan pada desidua berupa deposit fibrinoid yang disebut lapisan
Nitabuch pada bagian luar sinsitiotrophoblas, sehingga menghalangi invasi
desidua selanjutnya oleh trophoblas. Pada ruang intervillus juga terjadi
degenerasi fibrinoid dan membentuk suatu massa yang melibatkan sejumlah villi
disebut dengan white infarct, berukuran dari beberapa milimeter sampai satu
sentimeter atau lebih. Klasifikasi atau bahkan pembentukan kista dapat terjadi
daerah ini. Dapat juga terjadi deposit fibrin yang tidak menetap yang disebut
Rohr’s stria pada dasar ruang intervillus dan disekitar villi.
Peran Plasenta Dalam Kehamilan
Pada saat
perlekatan awal kehamilan di dalam rahim, plasenta tumbuh dan mengirimkan
pembuluh darah ke dalam rahim. Pembuluh darah tersebut memindahkan makanan dan
oksigen dari tubuh ibu hamil untuk digunakan oleh si bayi. Produk sampah dari
bayi akan masuk kembali ke dalam aliran darah melalui pembuluh tersebut untuk dibuang
oleh tubuh ibu hamil.
Plasenta
diduga berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh.
Namun pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan
terhadap zat-zat yang digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi
lainnya (seperti nikotin), serta berbagai vitamin dan mineral dapat menembus
plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang menyebabkan ibu hamil
diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing selama
kehamilan.
Plasenta bukan
sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga mampu
menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai
zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu
yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi
plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis, dan transport zat-zat makanan
akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami malnutrisi pada
umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada
kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat
makanan melalui plasenta.
Plasenta sangat penting
artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi. Pada
waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari
rahim dan
Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan
janin yang baik.
1)
Nutrisi : memberikan bahan makanan pada
janin
2)
Ekskresi : mengalirkan keluar sisa
metabolisme janin
3)
Respirasi : memberikan O2 dan
mengeluarkan CO2 janin
4)
Endokrin : menghasilkan hormon-hormon (hCG,
HPL, estrogen, progesteron, dsbg)
5)
Imunologi : menyalurkan berbagai
komponen antibodi kejanin
6)
Farmakologi : menyalurkan obat-obatan
yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7)
Proteksi : barrier terhadap infeksi
bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada
kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami
ibunya).
Fungsi utama plasenta adalah transfer
nutrien dan zat sisa antara ibu dan janin (meliputi fungsi respirasi, ekskresi
dan nutritif), menghasilkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk memelihara
kehamilan, sebagai barier dan imunologis.
Fungsi transfer tergantung kepada sifat fisik zat yang
mengalami transfer dalam darah ibu maupun janin, integritas fungsi membrana
plasenta (exchange membrane) dan kecepatan aliran darah pada kedua sisi exchang
membrane (ibu dan janin).
Mekanisme transfer zat melalui plasenta meliputi : diffusi
sederhana, facilitated diffusion (akselerasi), transfer aktif (melawan
concentration gradient), pinositosis dan leakage (merusak membrana plasenta).
Zat dengan berat molekul rendah dan yang mudah larut dalam lemak mudah
ditransfer melalui plasenta. Pada fungsi respirasi, intake oksigen dan output
karbon dioksida terjadi secara diffusi sederhana.
Demikian
juga pembuangan zat sisa oleh janin ke darah ibu seperti urea, asam urat dan
kreatinin terjadi secara diffusi sederhana.
Enzim yang dihasilkan plasenta diantaranya adalah : 1) diamin oksidase yang berfungsi
menginaktifkan pressor amine, 2). Oksitosinase
yang berfungsi menetralisir oksitosin dan, 3). Pospolipase A2 yang mensintesa asam arakjidonat.
Dari segi fungsi hormonal,
plasenta menghasilkan hormon korionik
gonadotropin, korionik
somatomammotropin (placental lactogen), korionik tirotropin, estrogen dan progesteron.
Fetal membrane pada plasenta dianggap sebagai protective
barrier bagi janin terhadap zat-zat berbahaya yang beredar dalam darah ibu.
Substansi dengan berat molekul lebih dari 500 dalton dicegah memasuki darah
janin. Sebaliknya antibodi dan antigen dapat melewati plasenta dari kedua arah.
Infeksi dalam kehamilan karena virus (rubella, chicken pox, measke, mump,
poliomielitis), bakteri (treponema pallidum, tbc) atau protozoa (toksoplasma,
malaria) dapat melewati plasenta dan mengenai janin. Demikian juga dengan
obat-obatan, dimana sebagian besar obat-obatan yang dipakai dalam kehamilan
dapat melewati barrier plasenta dan mungkin mempunyai efek yang tidak baik
terhadap janin.
Agar janin
tidak ditolak kehadirannya oleh tubuh, maka plasenta berfungsi sebagai barrier (pemisah). Zat-zat kekebalan
atau zat penolakan (karena ada bayi/benda asing) dari ibunya tidak dibentuk
oleh tubuh. Lain halnya dengan mereka yang menjalani transplantasi kornea mata
atau ginjal yang seumur hidup harus minum obat anti-inflamasi (anti-penolakan).
Di samping itu,
plasenta juga menyediakan hormon-hormon yang diperlukan janin untuk tumbuh kembang
dan mendeferensiasi sesuai dengan seks (bayi lelaki atau perempuan). Kecuali
itu, plasenta memberikan nutrisi atau makanan dan oksigen pada janin, sekaligus
berfungsi sebagai alat pernafasan bagi janin.
Plasenta juga
berfungsi eksresi (membuang) sampah
dari metabolisme janin ke peredaran darah ibu untuk selanjutnya dibuang ke luar
tubuh. Sampah yang terkandung dalam darah janin kebanyakan berupa
karbondioksida (CO2).
Transportasi bahan melalui plasenta
berlangsung melalui
- Transportasi pasif :
- Difusi sederhana [simple diffusion]
- Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]
- Transportasi aktif:
- Reaksi enzymatic
- Pinocytosis
Mekanisme diatas memerlukan energi
dan kecepatan metabolisme plasenta sebanding dengan yang terjadi pada hepar
atau ginjal.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengetahui bahwa plasenta berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan,
dan kelangsungan hidup bayi. Plasenta atau biasa kita sebut
ari-ari, baru terbentuk pada minggu keempat kehamilan. Ia lalu tumbuh dan
berkembang bersama janin dan akan lepas saat bayi dilahirkan. Jadi, plasenta
merupakan bagian dari konsepsi atau bagian dari sel telur yang dibuahi sperma.
Plasenta diduga
berperan sebagai sawar (penghalang) dari semua zat-zat di luar tubuh. Namun
pada beberapa keadaan, plasenta tidak dapat menjaga bayi dari pemajanan
terhadap zat-zat yang digunakan oleh ibu hamil. Alkohol, obat-obatan, substansi
lainnya (seperti nikotin), serta berbagai vitamin dan mineral dapat menembus
plasenta masuk ke dalam tubuh bayi. Itulah yang menyebabkan ibu hamil
diperingatkan untuk menghindari berbagai pemajanan zat-zat asing selama
kehamilan.
Plasenta bukan
sekedar organ untuk transport makanan yang sederhana, tetapi juga mampu
menseleksi zat-zat makanan yang masuk dan proses lainnya ke janin. Suplai
zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu
yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Efisiensi
plasenta dalam mengkonsentrasikan, mensintesis, dan transport zat-zat makanan
akan menentukan suplai makanan ke janin. Janin yang mengalami malnutrisi pada
umumnya disebabkan oleh gangguan suplai makanan dari ibu, misalnya pada
kelainan pembuluh darah plasenta yang berakibat berkurangnya transport zat-zat
makanan melalui plasenta.
Plasenta sangat penting
artinya bagi kehamilan dan tetap akan penting sampai kelahiran si bayi. Pada
waktunya, ketika rahim mengecil setelah bayi lahir, plasenta akan terlepas dari
rahim dan
DAFTAR PUSAKA
1. ^
a
b
c
(en)Reynolds, L.P. (1995). "Utero-placental
Vascular Development and Placental Function"
(pdf). Journal of Animal Science 73: 1839. http://jas.fass.org/cgi/reprint/73/6/1839.
2. ^
a
b
c
(id)Sadler,
T.W (1997). Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: EGC.
hlm. 101-102. ISBN
979-448-341-9.
3. ^
a
b
(en)Reynold, Lawrence P. (April 2001). "Angiogenesis
in the Placenta" (pdf). Biology
of Reproduction 64 (4): 1033. doi:10.1095/biolreprod64.4.1033. http://www.biolreprod.org/content/64/4/1033.full.pdf+html
Borgata Hotel Casino & Spa - Mashantucket, CT
ReplyDeleteBook Borgata Hotel 대전광역 출장안마 Casino & Spa in 제주도 출장샵 Mashantucket, 영천 출장마사지 CT 경상북도 출장샵 and get a casino credit when 상주 출장샵 booking a room or suite.