MASALAH MENYUSUI PADA MASA NIFAS
PENDAHULUAN
Kegagalan
dalam proses menyusui sering disebabkan karna timbulnya beberapa masalah, baik
masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah
ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anak saja.
Masalah
dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan
(periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan pasca persalinan
lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karna keadaan khusus. Selain
itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis, atau menolak menyusu
yang sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak enak, tidak
baik atau apapun pendapatnya sehinnga sering menyebabkan diambilnya keputusan
untuk menghentikan menyusui.
Masalah
pada bayi umumnya berkaitan dengan menajemen laktasi, sehingga bayi sering
menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterprestasikan
oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.
B. Rumusan
masalah
Apakah
dan bagaimanakah cara mengatasi
masalah menyusui pada masa nifas
lanjut?
C. Ruang
lingkup
Makalah ini membahas
tentang masalah menyusui pada masa nifas
lanjut.
D. Tujuan
Tujuan penyusunan
makalah ini adalah:
-
Mengetahui masalah
menyusui pada masa nifas lanjut
yang meliputi sindrom ASI kurang dan Ibu yang bekerja
-
Mengetahui cara
mengatasi masalah menyusui pada masa nifas
lanjut.
E. Manfaat
Manfaat penyusunan
makalah ini,yaitu:
Agar para pembaca dapat
memperoleh pemahaman tentang macam-macam masalah menyusui pada masa nifas lanjut dan cara
mengatasi masalah menyusui pada masa nifas
lanjut.
F. Metode
Penyusunan
Makalah ini menggunakan
metode penyusunan dengan pencarian bahan-bahan dan data-data serta informasi
dari internet dan juga menjadikan buku sebagai bahan rujukannya.
BAB II
MASALAH MENYUSUI PADA
MASA NIFAS LANJUT
Sering kenyataannya
ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang “Mungkin saja” ASI benar-benar
kurang antara lain :
1.
Bayi tidak puas setelah menyusui, sering sekali
menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama.Tapi juga bayi lebih cepat
menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai
menyusu.
2.
Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
3.
Tinja bayi keras, berwarna hijau
4.
Payudara tidak membesar selama kehamilan ( keadaan
yang Jarang), atau ASI tidak keluar pasca lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda tersebut
dapat dipercaya. Tapi kebanyakan hanya sebagai anggapan para ibu saja.
Tanda bahwa
ASI benar-benar kurang, antara lain :
1.
BB ( berat Badan)bayi meningkat kurang dari rata-rata
500 gram perbulan.
2.
BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
3.
Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam,
cairan urin pekat, berbau dan berwarna kuning.
Cara mengatasi masalah tersebut,
sebaiknya disesuaikan dengan penyebabnya. Hal yang dapat menyebabkan sindrom
kekurangan ASI antara lain:
- Faktor teknik menyusui, antara lain masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol, tidak mengosongkan payudara.
- Faktor psikologis: ibu kurang percaya diri, stress.
Untuk itu perlu dukungan psikologis
:
Agar menyusui lebih berhasil, seorang ibu memerlukan rasa percaya diri, yaitu:
a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya. Produksi
ASI tidak bergantung pada ukuran payudara.
a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya. Produksi
ASI tidak bergantung pada ukuran payudara.
b. Diperlukan dukungan psikologis dari
• Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui
• Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang baik untuk bayinya merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui
• Kelompok pendukung ASI (KPASI)
• Petugas kesehatan
• Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui
• Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang baik untuk bayinya merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui
• Kelompok pendukung ASI (KPASI)
• Petugas kesehatan
- Faktor fisik, antara lain: penggunaan kontrasepsi, hamil, merokok, kurang gizi.
- Faktor bayi, antara lain: penyakit, abnormalitas, kelainan kongenital.
Oleh karena itu, diperlukan
kerjasama antara ibu dan bayi sehingga produksi
ASI
dapat meningkat dan bayi dapat memberikan isapan secara
efektif. Pada
keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya
lebih, misalnya melakukan relaktasi, dan bila perlu suplementer yaitu dengan
pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada putting untuk
dihisap bayi dan ujung lainya dihubungkan dengan ASI.
B.
Ibu
Bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang Ibu
berhenti menyusui. Ibu
yang bekerja bukan menjadi alasan tidak dapat menyusui bayinya. Banyak cara yang dapat
digunakan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain :
- Bawalah bayi anda jika tempat kerja ibu memungkinkan.
- Menyusui sebelum berangkat bekerja.
- Perahlah ASI sebagai persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
- Di tempat kerja, ibu dapat mengosongkan payudara setiap 3-4 jam.
- ASI perah dapat disimpan di lemari es atau freezer.
- Pada saat ibu di rumah, susuilah bayi sesering mungkin dan rubah jadwal menyusui.
- Minum dan makan makanan yang bergizi serta cukup istirahat selama bekerja dan menyusui.
BAB III PENUTUP
Masalah menyusui pada masa nifas lanjut yaitu meliputi
sindrom ASI kurang dan ibu yang bekerja. Banyak ibu yang merasa tidak memiliki
ASI yang cukup untuk bayinya, sehingga mereka menganggap memberikan susu
formula sebagai jalan keluar, mereka menganggap susu formula sama baiknya atau
bahkan lebih baik dari asi, padahal sebenarnya ASI jauh lebih baik daripada
susu Formula, Sindrom asi kurang ini dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya yaitu factor teknik menyusui,
psikologis, fisik ibu, dan factor fisik bayi. Dan bagi ibu yang bekerja tidak
ada alasan untuk tidak menyusui bayinya, karena mendapatkan ASI merupakan hak
bayi.
Jadi
para dasarnya, kembali bahwa kesuksesan pemberian ASI terletak kepada rasa
percaya diri ibu, rasa percaya diri ibu hanya akan dapat tumbuh apabila
ditopang dengan informasi yang baik tentang ASI. kurangnya informasi membuat
ibu menjadi tidak percaya diri.
Hendaknya sebagai seorang ibu tetap mengusahakan
memberikan ASI kepada bayinya, karena ASI mengandung zat-zat gizi yang penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan petugas kesehatan hendaknya
memberikan informasi mengenai menyusui dan memberikan dukungan kepada setiap
ibu bahwa setiap ibu bisa menyusui bayinya, jika ibu bekerja dan ibu merasa ASI
nya kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,Eny Retni & Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika.
http://nyah00.com/masalah-menyusui-masa-pasca-persalinan-lanjut
( diakses tanggal 26-10-2011)
http://putragamaru.blogspot.com/2011/05/masalah-menyusui-masa-pascapersalinan.html (diakses tanggal 26-10-2011)
http://obstetriginekologi.com/nasihat-praktis-untuk-ibu-menyusui
http://supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/01/26/relaktasi-bila-ibu-ingin-memberi-asi-yang-sempat-terhenti/
( diakses tanggal 26-10-2011)
No comments:
Post a Comment