.

Saturday 19 May 2012

MASALAH MENYUSUI PADA MASA NIFAS




MASALAH MENYUSUI PADA MASA NIFAS

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karna timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah pada anak saja.
Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karna keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis, atau menolak menyusu yang sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup, atau ASInya tidak enak, tidak baik atau apapun pendapatnya sehinnga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui.
Masalah pada bayi umumnya berkaitan dengan menajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterprestasikan oleh ibu dan keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya.

B.     Rumusan masalah
Apakah dan bagaimanakah  cara mengatasi masalah menyusui pada masa nifas lanjut?

C.     Ruang lingkup
Makalah ini membahas tentang masalah menyusui pada masa nifas lanjut.


D.    Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
-          Mengetahui masalah menyusui pada masa nifas lanjut yang meliputi sindrom ASI kurang dan Ibu yang bekerja
-          Mengetahui cara mengatasi masalah menyusui pada masa nifas lanjut.

E.     Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini,yaitu:
Agar para pembaca dapat memperoleh pemahaman tentang macam-macam masalah menyusui pada masa nifas lanjut dan cara mengatasi masalah menyusui pada masa nifas lanjut.

F.      Metode Penyusunan
Makalah ini menggunakan metode penyusunan dengan pencarian bahan-bahan dan data-data serta informasi dari internet dan juga menjadikan buku sebagai bahan rujukannya.



BAB II
MASALAH MENYUSUI PADA MASA NIFAS LANJUT         
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang “Mungkin saja” ASI benar-benar kurang antara lain :
1.      Bayi tidak puas setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama.Tapi juga bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
2.      Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
3.      Tinja bayi keras, berwarna hijau
4.      Payudara tidak membesar selama kehamilan ( keadaan yang Jarang), atau ASI tidak keluar pasca lahir.

Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat dipercaya. Tapi kebanyakan hanya sebagai anggapan para ibu saja.
Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :
1.      BB ( berat Badan)bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram perbulan.
2.      BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali
3.      Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, berbau dan berwarna kuning.

Cara mengatasi masalah tersebut, sebaiknya disesuaikan dengan penyebabnya. Hal yang dapat menyebabkan sindrom kekurangan ASI antara lain:
  1. Faktor teknik menyusui, antara lain masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol, tidak mengosongkan payudara.
  2. Faktor psikologis: ibu kurang percaya diri, stress.
Untuk itu perlu dukungan psikologis :
Agar menyusui lebih berhasil, seorang ibu memerlukan rasa percaya diri, yaitu:
a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI
adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya. Produksi
ASI tidak bergantung pada ukuran payudara.
b. Diperlukan dukungan psikologis dari
• Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita, atau teman wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui
• Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang baik untuk bayinya merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui
• Kelompok pendukung ASI (KPASI)
• Petugas kesehatan
  1. Faktor fisik, antara lain: penggunaan kontrasepsi, hamil, merokok, kurang gizi.
  2. Faktor bayi, antara lain: penyakit, abnormalitas, kelainan kongenital.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara ibu dan bayi sehingga produksi ASI dapat meningkat dan bayi dapat memberikan isapan secara efektif. Pada keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya lebih, misalnya melakukan relaktasi, dan bila perlu suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada putting untuk dihisap bayi dan ujung lainya dihubungkan dengan ASI.
B.     Ibu Bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang Ibu berhenti menyusui. Ibu yang bekerja bukan menjadi alasan tidak dapat menyusui bayinya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain :
  1. Bawalah bayi anda jika tempat kerja ibu memungkinkan.
  2. Menyusui sebelum berangkat bekerja.
  3. Perahlah ASI sebagai persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
  4. Di tempat kerja, ibu dapat mengosongkan payudara setiap 3-4 jam.
  5. ASI perah dapat disimpan di lemari es atau freezer.
  6. Pada saat ibu di rumah, susuilah bayi sesering mungkin dan rubah jadwal menyusui.
  7. Minum dan makan makanan yang bergizi serta cukup istirahat selama bekerja dan menyusui.
BAB III PENUTUP
Masalah menyusui pada masa nifas lanjut yaitu meliputi sindrom ASI kurang dan ibu yang bekerja. Banyak ibu yang merasa tidak memiliki ASI yang cukup untuk bayinya, sehingga mereka menganggap memberikan susu formula sebagai jalan keluar, mereka menganggap susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik dari asi, padahal sebenarnya ASI jauh lebih baik daripada susu Formula, Sindrom asi kurang ini dapat diatasi sesuai dengan  penyebabnya yaitu factor teknik menyusui, psikologis, fisik ibu, dan factor fisik bayi. Dan bagi ibu yang bekerja tidak ada alasan untuk tidak menyusui bayinya, karena mendapatkan ASI merupakan hak bayi.
Jadi para dasarnya, kembali bahwa kesuksesan pemberian ASI terletak kepada rasa percaya diri ibu, rasa percaya diri ibu hanya akan dapat tumbuh apabila ditopang dengan informasi yang baik tentang ASI. kurangnya informasi membuat ibu menjadi tidak percaya diri.
Hendaknya sebagai seorang ibu tetap mengusahakan memberikan ASI kepada bayinya, karena ASI mengandung zat-zat gizi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan petugas kesehatan hendaknya memberikan informasi mengenai menyusui dan memberikan dukungan kepada setiap ibu bahwa setiap ibu bisa menyusui bayinya, jika ibu bekerja dan ibu merasa ASI nya kurang.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,Eny Retni & Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
http://nyah00.com/masalah-menyusui-masa-pasca-persalinan-lanjut ( diakses tanggal 26-10-2011)
http://putragamaru.blogspot.com/2011/05/masalah-menyusui-masa-pascapersalinan.html (diakses tanggal 26-10-2011)
http://obstetriginekologi.com/nasihat-praktis-untuk-ibu-menyusui
http://supportbreastfeeding.wordpress.com/2010/01/26/relaktasi-bila-ibu-ingin-memberi-asi-yang-sempat-terhenti/ ( diakses tanggal 26-10-2011)

No comments:

Post a Comment