PRODUKSI AIR SUSU
Proses laktasi
merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara ransangan mekanik, saraf,
dan bermacam-macam hormone. Salah
satunya pembentukan kelenjar payudara,
A. Pembentukan
Kelenjar Payudara
Pembentukan
Kelenjar Payudara dibagi menjadi beberapa antara lain sebagai berikut:
1.
Sebelum
Pubertas
Duktus
primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati pubertas terjadi
pertumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama dibawah pengaruh hormon
estrogen, sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon progesteron. Hormon yang
ikut berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara adalah prolaktin yang
dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofisis (hipofisis anterior). Hormon yang
kurang peranannya adalah hormon adrenalin, tiroid, paratiroid, dan hormon pertumbuhan.
2.
Masa
pubertas
Pada
masa ini terjadi pertumbuhan percabangan – percabangan sistem duktus,
proloferasi, dan kanalisasi dari unit – unit lobuloalveolar yang terletak pada
ujung – ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stroma mengalami organiosasi dan
membentuk septum interlobular.
3.
Masa
siklus menstruasi
Perubahan
– perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus
menstruasi dan perubahan – perubahan hormonal yang mengatur siklus tersebut
seperti estrogen dan progesteron yang dihasilkan korpus luteum. Bila kadar
hormon ini meningkat, maka akan terjadi edema lobulus, penebalan dari basal
membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan
payudara berat dan penuh. Setelah menstruasi, dimana kadar estrogen dan
progesteron berkurang, yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi
dari sel – sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami proliferasi,
edema berkurang sehingga besarnya payudara berkurang namun tidak kembali
seperti besar selanjutnya. Hal ini menyebabkan payudara selalu bertambah besar
pada setiap siklus ovulasi mulai dari permulaan tahun menstruasi sampai umur 30
tahun.
4.
Masa
kehamilan
Pada
permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru,
percabangan – percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon - hormon
plasenta dan korpus luteum. Hormon – hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogem plasenta, korionik gonadotropin,
insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon pertumbuhan.
5.
Pada
3 bulan kehamilan
Prolaktin
dari adenohipofisis (hipofisis anterior) mulai merangsang kelenjar air susu
untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini, pengeluaran
kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi jumlah prolaktin
meningkat, hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.
6.
Pada
trimester kedua kehamilan
Laktogen
plasenta mulai me
Gambar 1. Proses menyusui
Gambar 2. Posisi menyusui
Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI
dinamakan laktasi, sedangkan ASI adalah cairan dengan komposisi khas untuk
menjamin pertumbuhan optimal pada tiap spesies. Ketika bayi menghisap payudara,
hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli melalui
saluran susu menuju ke reservoir susu yang berlokasi dibelakang areola lalu
kedalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan
dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam
sistem payudara.
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak, serta
berkembangnya kelenjar – kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Segera setelah terjadi kehamilan, maka korpus luteum berkembang terus dan
mengeluarkan estrogen dan progesteron untuk mempersiapkan payudara agar pada
waktunya dapat memberikan ASI.
B. Hormon
yang Mempengaruhi Pembentukan ASI
Hormon-hormon
yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah sebagai berikut :
1.
Progesteron
Mempengaruhi
pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat
setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2.
Estrogen
menstimulasi sistem
saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap
rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu
menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
3.
Pralaktin
Berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam
fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormone yang disekresikan ole
glandula pituitary. Hormone ini memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI,
kadar hormone ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh
hormone plasenta. Pristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses
persalinan akan membuat kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur
menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin.
Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dengan kata lain mempunyai
fungsi kontrasepsi. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan
penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
4.
Oksitosin
Hormone ini mengencangkan otot halus
dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam
orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5.
Human
placental lactogen (HPL)
Sejak
bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam
pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).
C. Proses Pembentukan Laktogen
- Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan,
payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi
kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan
merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum
sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya
produksi ASI sebenarnya nanti.
- Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta
menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara
tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi
ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang, level
prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian
kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon
prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon
ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level
prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara
terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum
ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA),
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki
bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama setelah
melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
-Laktogeneses III
Sistem kontrol hormon endokrin
mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah
melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.
Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian
berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan
meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat
dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari: Kurang sering menyusui atau memerah payudara dan memijat payudara. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, hal ini dapat diakibatkan oleh struktur mulut dan rahang yang kurang baik, teknik perlekatan yang salah, kelainan endokrin ibu (jarang terjadi), jaringan payudara hipoplastik, kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI, serta kurangnya gizi ibu.
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang .
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari: Kurang sering menyusui atau memerah payudara dan memijat payudara. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, hal ini dapat diakibatkan oleh struktur mulut dan rahang yang kurang baik, teknik perlekatan yang salah, kelainan endokrin ibu (jarang terjadi), jaringan payudara hipoplastik, kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI, serta kurangnya gizi ibu.
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang .
C.
Penghambat Produksi ASI
Penghambat Produksi ASI adalah sebagai berikut :
1.
Feedback inhibitor : Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls
untuk mengurangi produksi.
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan
kriteria
yang digunakan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah sebagai
berikut :
1.
ASI
yang banyak dapat merembes keluar melalui putting susu.
2.
Sebelum
disusukan pada bayi, payudara terasa tegang.
3.
Berat
badan bayi naik sesuai dengan umur.
Kenaikan
berat badan dihubungkan dengan usia bayi
USIA BAYI
|
KENAIKAN BERAT BADAN RATA-RATA
|
1-3 bulan
|
700 gr / bulan
|
5 bulan
|
Dua kali berat badan waktu
lahir
|
4-6 bulan
|
600 gr / bulan
|
7-9 bulan
|
400 gr / bulan
|
10-12 bulan
|
300 gr / bulan
|
1 tahun
|
Tiga kali berat badan waktu
lahir
|
Table
1 kenaikan berat badan berdaraskan usia bayi
4.
Jika
ASI cukup, seterlah menyusu bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam.
5.
Bayi
berkemih sekitar 8 kali sehari.
Dua
tanda yang menunjukkan bahwa bayi kurang mendapat cukup ASI adalah sebagai
berikut :
1.
Urine
bayi berwarna kekuningan pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikit. Bayi BAK
kurang dari 6x sehari, keadaan ini menunjukkan bayi kekurangan cairan yang
berasal dari ASI.
2.
Perkembangan
berat badan bayi kurang dari 500 gr / bulan dan ini menunjukkan bayi kurang
mendapat asupan yang baik selama 1 bulan terakhir. Apabila diberikan ASI secara eksklusif (0-6 bulan) dapat
mencukupi semua kebutuhan bayi.
Komposisi
ASI tidak konstan dan tidak sama dari waktu kewaktu, yang dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor, yaitu sebagai berikut :
1. Stadium Laktasi
2. Ras
3. Keadaan Nutrisi,
4. Diet.
PENGELUARAN
AIR SUSU
Bagimana payudara menghasilakan ASI, dimulai saat bayi
menghisap payudara dan menstimulasi ujung saraf. Saraf memerintahkan oyak untuk
mengeluarkan dua hormone yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin merangsang
alveoli, untuk menghasilkan lebih banyak air susu. Oksitosin menyebabkan
sel-sel otot disekitar alveoli berkontraksi, mendorong air susu masuk kesaluran
penyimpanan, dan akhirnya bayi dapat menghisapnya. Semakin bayi menghisap,
semakin banyak susu yang dihasilkan.
Selama kehamilan hormone prolaktin
dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormone
estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesterone akan menurun pada
saat hari ke dua atau ke tiga pasca-persalinan sehingga terjadi sekresi ASI.
Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu reflek prolaktin dan
reflek aliran yang timbul akibat perangsangan putting susu dikarenakan hisapan
bayi.
A.
Refleks Prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon
prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum
terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang
berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesterone sari-at berkurang,
ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang
payudara, akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai
reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran
faktor - faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor - faktor yang
memacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin.
Hormone ini merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui
akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada
saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun
pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada
ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin akan meningkat
dalam keadaan seperti :
o
Stress atau pengaruh psikis
o
Anastesi
o Operasi
o Rangsangan
puting susu
gambar
3.refleks prolaktin
B. Reflek Let down
Bersama dengan pembentukan prolaktin
oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin.
Melalui aliran darah, hormone ini
diangkat menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga
terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu
yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus dan
selanjutnya menbalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :
-
Melihat bayi
- Mendengarkan
suara bayi
- Mencium
bayi
- Memikirkan
untuk menyusui bayi
Faktor
- faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
- Keadaan
bingung / pikiran kacau, Takut,Cemas
C.
MEKANISME MENYUSUI
Beri yang sehat mempunyai tiga
refleks intrinsic yang dibutuhkan agar menyusui berhasil.
a. Reflek mencari ( Rooting Reflex }
Payudara ibu yang menempel pada pipi
atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek
mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu
yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian putting susu
ditarik masuk ke dalam mulut.
b. Reflek
menghisap ( Sucking Reflex )
Putting susu yang sudah masuk ke
dalam mulut dengan bantuan lidah, putting susu ditarik lebih jauh dan rahang
rnenekan kalang payudara dibelakang putting susu yang pada saat itu sudah
terletak pada langit - langit keras. Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang
secara berirama, maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus laktiferus,
sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang
lidah menekan putting susu pada langit - langit yang mengakibatkan air susu
keluar dari putting susu. Cara yang dilakukan oleh bayi, tidak akan menimbulkan
cedera pada putting susu.
c. Reflek
menelan (swallowing reflek )
Pada saat air susu keluar dari
putting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot
- otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan
mekanisme menelan masuk ke lambung. Keadaan akan berbeda bila bayi diberi susu
botol dimana rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab
susu mengalir dengan mudah dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang
disebabkan oleh posisi botol yang dipegang kearah bawah dan selanjutnya dengan
adanya isapan pipi, yang semuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga
tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk menghisap susu menjadi minimal.
Kebanyakan bayi - bayi yang masih
baru lahir belajar menyusu pada ibunya, kemudian dicoba pada susu botol yang
bergantian, maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting. Sehingga sering
bayi menyusu pada ibunya, cara menyusu seperti menghisap dot botol, keadaan ini
berakibat kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu, jika
bayi terpaksa tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal kehidupan,
sebaiknya bayi diberi minum melalui sendok, cangkir, atau pipet, sehingga bayi tidak
mengalami bingung puting.
BAB IV
PEMELIHARAAN
LAKTASI
Ketersediaan ASI pada ibu menyusui berlangsung
sesuai kebutuhan. Bila bayi tidak disusui, maka ASI tidak akan keluar. Makin
sering disusui, maka penyediaan ASI juga makin baik. Factor penting untuk
pemeliharaan laktasi adalah ransangan dan pengosongan payudara secara sempurna.
Adapun dalam
pemeliharaan laktasi terdapat dua faktor penting yaitu:
1. Rangsangan
Bayi yang minum
air susu ibu perlu sering menyusu, terutama pada hari neonatal awal. Penting
bahwa bayi’difiksasi’ pada payudara dengan posisi yang benar apabila diinginkan
untuk meningkatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada
pada kulit areola, sehingga tekanan diberikan kepada ampulla yang
ada di bawahnya sebagai tempat tersimpannya air susu. Dengan demikian bayi
minum dari payudara, dan bukan dari papilla mammae.
Sebagai respons
terhadap pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari grandula pituitaria anterior,
dan dengan demikian memacu pembentukan air susu yang lebih banyak. Apabila
karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu sejak awal, maka ibu
dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa
payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.
2. Pengosongan
payudara secara sempurna
Bayi sebaiknya mengosongkan satu
payudara diberikan payudara yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara
yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara yang kedua
ini yang diberikan pertama kali, atau bayi mungkin sudah kenyang dengan satu
payudara, maka payudara yang kedua digunakan pada pemberian air susu
berikutnya. Apabila diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi
perlu diberikan baik air susu pertama (fore-milk) maupun air susu kedua
(hind-milk) pada saat sekali minum. Hal ini hanya
dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.
Apabila air susu
yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi akan tertekan (mengalami
hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli dan sel keranjang tidak dapat
berkontraksi. ASI tidak dapat dipaksa masuk kedalam duktus laktiverus.
Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dengan sendirinya.
Produksi ASI yang rendah dapat disebabklan oleh hal
– hal berikut ini :
1.
Kurang sering menyusui.
2.
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI
secara efektif, bias disebabkan :
a) Struktur
mulut dan rahang yang kurang baik;
b) Teknik
perlekatan yang salah;
c) Kelainan
endokrin ibu (jarang terjadi)
d) Jaringan
payudara hipoplastik;
e) Kelainan
metabolism atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI.
3. Kurangnya
gizi ibu
Factor – factor yang mempengaruhi
produksi ASI adalah sebagai berikut :
a) Frekwensi
pemberian susu.
b) Berat
bayi saat lahir.
c) Usia
kehamilan saat melahirkan.
d) Usia
ibu dan paritas
e) Stress
dan penyakit akut.
f) Mengonsumsi
rokok
g) Mengonsumsi
alcohol
h) Pil
kontrasepsi
BAB
V
AIR SUSU IBU
Pada saat
menyusui, sekitar 1,5 liter susu mungkin dibentuk setiap hari. Banyak zat-zat
metabolik dialirkan dari ibu, misalnya :
± 50 gram lemak masuk susu setiap hari, dan kira-kira 100 gram laktosa,
yang harus dibentuk dari glukosa hilang dari ibu setiap hari, 2-3 gram kalsium
phosfat mungkin juga hilang setiap hari, dan kecuali bila ibu minum susu dalam
jumlah besar dan mendapatkan masukan vitamin D yang cukup, pengeluaran kalsium
dan fosfat oleh kelenjar mamae yang sedang laktasi akan jauh lebih besar
daripada masukan zat-zat ini.
A. ASI menurut Stadium Laktasi
ASI
menurut stadium Laktasi adalah sebagai
berikut :
1.
Kolostrum
Merupakan cairan piscous kental dengan
warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan susu yang mature. Disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai ketiga atau keempat. Komposisi
dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
2.
Air susu masa peralihan
Ciri dari air susu pada masa peralihan
adalah sebagai berikut :
a.
Peralihan ASI dari kolostrum sampai
menjadi ASI yang matur.
b.
Disekresi dari hari ke-4 sampai hari
ke-10 dari masa laktasi atau teori lain yang mengatakan bahwa ASI matur baru
terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5
c.
Kadar protein makin rendah, sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
d.
Volumenya juga akan makin meningkat.
waktu
|
Protein*
|
Karbohidrat*
|
Lemak*
|
Hari ke-5
|
2,00
|
6,42
|
3,2
|
Hari ke-9
|
1,73
|
6,73
|
3,7
|
Hari ke-34
|
1,30
|
7,11
|
4,0
|
*dalam
satuan gram/100 ml ASI
Table
2. volume ASI
3.
Air Susu Matur
Ciri dari air susu matur adalah sebagai
berikut :
a) ASI
yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada
pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada
minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
b) Pada
ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. ASI merupakan makanan
satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan.
c) Suatu
cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari garam
Ca-caseinant, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya.
d) Tidak
menggumpal jika dipanaskan.
e)
Terdapat anti microbial factor.,
f) Interferon
producing cell.
g) Sifat
biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya factor bifidus.
Beberapa jenis ASI
adalah sebagai berikut :
1. Kolostrum,
diproduksi pada beberapa hari pertama. Jenis air susu ibu ini sangat kaya
protein dan antibody, serta sangat kental. Pada awal menyusui, kolostrum yang
keluar mungkin hanya sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan
melindunginya dari bakteri.
2. Foremilk,
disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal menyusui. Dihasilkan
sangat banyak dan cocok untuk menghilangkan rasa haus bayi.
3. Hindmilk,
keluar setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai. Jenis air susu ini
sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin ; mirip dengan hidangan utama
setelah sup pembuka. Bayi memerlukan foremilk dan hindmilk.
B. Kebaikan ASI
Berikut adalah kebaikan
ASI.
1. Steril,
aman dari pencenaran kuman.
2. Selalu
tersedia dengan suhu yang optimal.
3. Produksi
disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
4. Mengandung
antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman atau virus.
5. Bahaya
alergi tidak ada.
MANFAAT
ASI BAGI BAYI
-
Komposisi sesui kebutuhan
-
Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia
6 bulan
-
ASI mengandung zat pelindung
-
Perkembangan psikomotorik lebih cepat
-
Menunjang perkembangan penglihatan
-
Memperkuat ikatan batn ibu dan bayi
MANFAAT
ASI BAGI IBU
- Mencegah perdarahan pasca persalinan
- Mempercepat involusi uterus
- Mengurangi anemia
- Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara
- Memberikan rasa dibutuhkan
- Mempercepat kembali ke berat semula
- Sebagai metoda KB sementara
MANFAAT ASI
BAGI KELUARGA
- Mudah pemberiannya
- Menghemat biaya
- Anak sehat, jarang sakit
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ASI
( Air Susu Ibu) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam organik yang disekserikan oleh kedua belah kelenjar payudara Ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Suatu
proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan calon ibu yang
siap secara psikologis dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk
menyusu, serta produksi air susu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan bayi,
dimana volume ASI 500-800ml/hari disebut laktasi.
Seperti
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya banyak hal yang mempengaruhi
proses laktasi dimulai dari proses produksinya, sekresinya, serta pengeluaran
ASI yang pada akhirnya sampai dimulut bayi yang digunakan untuk tumbuh
kembangnya, sesuai dengan kebutuhan bayi.
B.
Saran
Karena
ASI sangat penting bagi bayi maka ibu harus senantiasa merawat payudara sebab
payudara yang terawat dapat mendukung produksi ASI yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi.
Bagi
Ibu maupun calon ibu sebaiknya mengetahui kandungan ASI dan cara menyusui yang
baik dan benar dan hal tersebut dapat ditanyakan kepada Bidan ataupun dokter
kandungan agar dapat memenuhi kebutuhan bayi.
DAFTAR
PUSTAKA
Coad,
Jane, dan Melvyn Dunstall.2006. Anatomi
dan fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC
Verralls,
Sylvia. 1997.Anatomi & Fisiologi
Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
Wulandari, Ayu Febri.
2011. Biologi Reproduksi.Jakarta :
Salemba Medika.
(Diakses
tanggal 27 Mei 2011)
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/prolaktin-hormon-yang-menghasilkan-asi
http://www.f-buzz.com/2008/05/21/kelebihan-air-susu-ibu-asi-dan-manfaat-menyusui
http://bidanku.com/index.php?/Dashyatnya-Manfaat-Air-Susu-Ibu-ASI
http://www.f-buzz.com/2008/08/05/posisi-menyusui-yang-baik
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi
http://www.lusa.web.id/proses-laktasi/
http://www.akubidan.com/index.php?p=elearning&mod=yes&aksi=lihat&id=42
mantap.thanks atas info yang sangat memabantu nyaa... :)
ReplyDelete